Header Ads

Info Terbaru

Stop Suriah Memerah Darah.


Kejahatan kemanusiaan bergulir setiap detik di Aleppo, sejauh mana nurani ini terketuk menyimak kabar dari sana?  Serpihan luka, runtuhan bangunan, bom, rudal dan artileri berat lainnya adalah pemandangan yang terlihat di Aleppo sehari-hari. Upaya diplomasi nihil hasil, proses perdamaian makin jauh dari angan. Sementara, nestapa bagi Aleppo terjadi sepanjang hari.  Entah di mana letak rasa kemanusiaan mereka yang terlibat dalam pertempuran ego dan ambisi merebut Aleppo. Tak peduli siapa pun yang terlibat, boleh jadi rezim, militan oposisi, bahkan militer Rusia dan Amerika yang ikut campur terlibat di dalamnya. Tak ada pembenaran sama sekali di balik kejahatan perang yang menimpa masyarakat sipil yang diumbar setiap hari di Aleppo. 
Selasa (13/12), Aleppo mengulang lagi tragedi penuh darah. Serangan udara jatuh menimpa kawasan pemukiman Aleppo. Militer rezim juga melakukan serangan darat dengan menembakkan peluru ke segala arah. Akibat serangan ini, sedikitnya 82 jiwa meregang nyawa. Termasuk diantaranya 11 wanita, dan 13 anak-anak.  Beberapa jam pasca serangan, Aleppo bagai kota mati. Sekitar 37.000 orang sudah meninggalkan Aleppo timur ke wilayah barat. Sebanyak 14.700 jiwa berlindung di shelter sementara. Mereka terpaksa meninggalkan rumah di tengah membekunya cuaca akibat musim dingin, guna menyelamatkan nyawa diri dan keluarga dari serangan para durjana. 

Menyikapi Suriah, segala bentuk provokasi harus diredam, fokus perhatian kemanusiaan harus ditingkatkan. Memasuki tahun keempat sejak dikirimkannya tim kemanusiaan #SOSSyria pada tahun 2012. Aksi Cepat Tanggap terus menyuarakan ajakan kepedulian terhadap manusia-manusia rentan yang terdzalimi di sana.
Masih teringat jelas, Aleppo menjadi saksi bisu kehadiran puluhan ton bahan makanan pokok amanah bangsa Indonesia pada Ramadhan yang lalu.  Kini Suriah kembali memerah darah. Akankah kita berdiam diri saja?

Tidak ada komentar